Majelis Himmah MajelisHimmah.com merupakan media online sebagai ruang taklim untuk belajar agama Islam dengan merujuk dari kitab-kitab salafussolhin.

Makian Berhadiah Seribu Dinar

2 min read

Tour Sholawat Majelis Himmah

Ada dua kisah yang akan kita simak kali ini. Keduanya tentang betapa hebatnya seseorang dalam menahan diri dari amarah dan betapa bijaksananya dalam mengambil sikap dan keputusan.

Suatu ketika Imam As Syafii sedang duduk bersama sebagian muridnya. Tiba-tiba datang orang asing kepada beliau dan beliau dimaki habis-habisan oleh orang itu tanpa sebab apa-apa. Bukannya menjawab segala cacian tersebut, beliau malah mendiamkannya. Lalu orang itu berlau pergi begitu saja.

Kemudian seorang dari muridnya bertanya, “wahai guruku, kenapakah tidak engkau jawab saja orang yang memakimu itu?”.

Imam As Syafi’i diam sejenak kemudian menjawab dengan untaian sya’ir yang indah :

يُكَلِّمُنِي السَّفِيْهُ بِكُلِّ كُرْهٍ

فَأَكْرَهُ أَنْ أَكُوْنَ لَهُ مُـجِيْبًا

يَزِيْدُ سَفَاهَةً وَأَزِيْدُ عِزًّا

كَالْعُوْدِ يَزْدَادُ بِاْلإِحْرَاقِ طِيْبًا

“Seorang yang tidak berilmu mencaciku penuh kebencian,

Aku tak suka repot-repot menjawab segala caciannya.

Dengan cacian itu dia semakin hina dan aku semakin mulia,

Sebagaimana kayu gahru yang semakin dibakar justru semakin semerbak harumnya”.

Sebelumnya, hal yang serupa pernah terjadi juga pada Imam Ali.

Imam Ali Zainal Abidin putra Sayyidina Husain ra., adalah cucu Rasulullah ﷺ. Beliau seseorang yang sangat sulit dibuat marah dan itu sangat terkenal bagi setiap orang yang mengenalnya.

Sampai suatu ketika ada orang yang usil ingin menguji sampai manakah batas kesabaran beliau ini. Orang usil ini mencari seorang Badui (suku pedalaman yang polos) lalu menipunya.

Dia katakan pada badui itu, “aku akan berikan kepadamu hadiah seribu dinar dengan cara mudah. Engkau hanya perlu membuat marah seorang lelaki”. Laki-laki tadi menyebutkan ciri dan tempat dimana badui bisa menemukan Imam Ali. Badui itu pun setuju. Dia pergi mencari Imam Ali dan bersiap melakukan aksinya.

Setelah menemukan beliau, dia datangi beliau dan langsung memaki dengan kata-kata yang sangat buruk. Kalimat demi kalimat dikeluarkan, tapi tak nampak reaksi apapun dari Imam Ali. Sangat lama dia berusaha tapi tetap mendapat respon yang sama. Sampai badui tadi kehabisan akal dan mulai merasa khawatir. Sebab kalau sampai gagal membuat marah lelaki ini, maka dia akan gagal mendapatkan seribu dinar yang dijanjikan tadi.

Putus asa dengan semua kata-kata, akhirnya dia ludahi wajah mulia Imam Ali sebagai upaya terakhir. Tapi sama saja seperti sebelumnya, Imam Ali tidak marah sama sekali. Beliau hanya mengusap wajahnya tanpa sedikitpun meladeni badui tadi.

Akhirnya orang-orang yang melihat itu berkata, “wahai kamu, tahukah siapa yang engkau caci dan engkau ludahi tadi?. Itu adalah Imam Ali Zainal Abidin, cucu Rasulullah .

Betapa kagetnya badui tadi. Dia betul-betul tidak mengenali siapa yang dihadapinya dari tadi. Akhirnya dia segera menghampiri Imam Ali dan berkata, “Wahai Cucu Rasulullah, aku muinta maaf. aku tidaklah membencimu dan aku tidak punya masalah apapun kepadamu. Sebenarnya ada seseorang yang menyuruhku untuk membuat engkau marah dan menawari aku seribu dinar. Karena aku sangat ingin uang itu, maka aku turuti dia dan aku lakukanlah apa yang aku lakukan tadi”.

Imam Ali hanya tersenyum dan berkata, “kenapa tidak mengatakannya dari tadi wahai saudaraku? Jika engkau memang ingin seribu dinar, mari ikut ke rumahku. Aku akan memberimu seribu dinar tanpa engkau harus repot-repot berusaha memancing amarahku”.

Akhirnya badui itu pun ikut ke rumah Imam Ali dan mendapat seribu dinar dari beliau. Hadiah seribu dinar beliau serahkan begitu saja bahkan setelah badui tersebut mencaci, memaki, bahkan meludahi Imam Ali Zainal Abidin. Sungguh suatu kesabaran luar biasa dari sosok cucu Rasulullah yang satu ini.

Saudaraku, jika kita merasa memiliki akhlak mulia, begitulah cara kita mengetahui kadar akhlak mulia dalam diri kita, yaitu dengan melihat sampai dimana kesabaran kita. Semakin sempurna akhlak, maka akan semakin tinggi tingkat kesabarannya.

Kita akan semakin mudah memaafkan orang lain, serta semakin bisa mengikis sakit hati dan dendam pada siapapun yang bersalah kepada kita.

Semoga kita dijadikan orang-orang sabar dan berakhlak mulia oleh Allah Ta’ala. Mengikuti akhlak mulia Nabi kita Muhammad ﷺ.

  • Seribu dinar = Sekitar 50 juta rupiah
0
Majelis Himmah MajelisHimmah.com merupakan media online sebagai ruang taklim untuk belajar agama Islam dengan merujuk dari kitab-kitab salafussolhin.